Penemuan terbesar diabad ini sungguh menggemparkan dunia; "Indonesia adalah tempat lahir peradaban Dunia" Inilah penelitian selama 30 tahun (Prof. Arysio Santos-Geolog dan Fisikawan Nuklir Brazil) Ternyata Kita mewarisi gen nenek moyang nusantara yang sudah sangat maju peradabannya

LALU SEKARANG ...

Mengapa kita tidak bertekad menjadikan Gorontalo menjadi pelopor kebangkitan karya besar nenek moyang kita yang sudah terkubur berabad-abad itu?

Mengapa kita terus menerus mengalah pada kekuasaan yang hanya berpihak pada kepentingan sesaat tetapi menodai hak-hak anak cucu kita?

Kalau kita mengaku berpihak pada kebenaran dan masa depan, lalu mengapa kita takut memperjuangkan calon pemimpin Gorontalo yang menurut kita pantas menjadi Khalifah, untuk mewujudkan cita-cita suci kita ???

Sambutan DP

"MOHON TIDAK DILEBIH-LEBIHKAN"
Ditengah kesibukan saya dan sahabat-sahabat di Gorontalo melaksanakan serangkaian agenda Mo’awota, pak Thoriq mengajak saya berdiskusi, dan tentu saja saya saya sangat senang, apalagi saat itu pak Thariq memilih konsep “Gorontalo Unggul 2030” yang belum lama kami persembahkan ke publik Gorontalo.

Dari diskusi singkat tapi padat itu saya sangat senang sebab konsep Gorontalo masa depan ini, tidak sekedar dipuji tetapi juga dikritik dan diberi masukan-masukan berharga. Hanya saja, yang mengagetkan saya ketika pak Thariq mengutarakan keinginannya untuk mengumpulkan karya-karya dan juga biodata saya, untuk dibikin buku kecil.

Saya sih percaya pada kemampuan pak Thariq, apalagi saya mengenalnya disaat perjuangan pembentukan Kabupaten Gorontalo Utara. Tetapi yang berkecamuk dalam diri, 'Apakah sudah saatnya usul pak Thariq ini saya terima?"

Akhirnya, saya menyerah ketika pak Thariq bilang, "ka' Danny, bangsa kita ini krisis contoh yang baik, dan karena itu kita akan buktikan kepada bangsa ini bahwa Gorontalo adalah provinsi yang sibuk memperbincangkan potensi, prestasi dan Karya besar, daripada ribut-ribut dengan kasus korupsi dan sejenisnya"

Saya pun pada akhirnya dengan senang hati menerima usul pak Thariq. Sekali lagi saya tahu kemampuan dan komitmen pak Thariq namun saya tetap mengingatkannya agar apa yang sudah saya hasilkan selama ini  mohon tidak dilebih-lebihkan.Bagaimanapun saya tidak ingin melanggar pesan orang tua sebelum meninggal "Kesungguhan dan ketulusan harus ada setiap mengerjakan sesuatu"

The last but not lease, saya bersyukur pak Thariq meyakinkan saya bahwa walaupun kita ini hanya orang-orang biasa namun kita harus tetap berusaha melakukan ataupun mengerjakan karya yang luar biasa, meski orang lain menganggap karya kita biasa-biasa saja.

 
Design by DP | Bloggerized by Tim - Relawan | Tim Relawan-DP 2011